Limbah tongkol jagung berpotensi sebagai makanan ternak, tetapi limbah tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Desa Ngleses, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali merupakan salah satu lokasi yang memiliki limbah tongkol jagung yang berlimpah, tetapi hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk memasak. Oleh karena itu, perlu adanya aktivitas yang dapat mendorong dan mendukung warga setempat untuk memanfaatkannya menjadi komponen utama makanan ternak sapi bernutrisi. Makanan ternak sapi bernutrisi dibuat dengan bahan utama limbah tongkol jagung dengan komposisi 50% tepung limbah tongkol jagung, 45% dedak padi, dan 5% bahan tambahan terdiri dari limbah kulit kedelai, ampas singkong, dan garam. Tujuan pemberian makanan bernutrisi pada ternak sapi ini adalah meningkatkan selera makan agar berat badan ternak sapi meningkat dalam waktu singkat. Penambahan berat badan sapi dilakukan dengan mengukur lingkar dada sapi sebelum dan setelah diberi asupan makanan bernutrisi tersebut dalam waktu kurang lebih satu bulan. Hasil pengamatan pada awal pemberian makanan bernutrisi dari bahan utama limbah tongkol jagung menunjukkan bahwa sapi mengonsumsi makanan dengan selera makan yang cukup baik. Peningkatan bobot sapi secara sederhana dapat diketahui dari diameter lingkar dada. Setelah hewan ternak sapi mengonsumsi makanan yang diracik dengan komposisi tersebut selama sebulan, lingkar dada sapi bertambah 10,6 cm yang setara dengan meningkatnya bobot sapi sekitar 35 kg.
0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
Produk Berhasil Disimpan!
%PDF-1.7
%¡³Å×
381 0 obj
<>
endobj
xref
381 46
0000000017 00000 n
0000002081 00000 n
0000002255 00000 n
0000002301 00000 n
0000002760 00000 n
0000003095 00000 n
0000009691 00000 n
0000009933 00000 n
0000010966 00000 n
0000010993 00000 n
0000012232 00000 n
0000013116 00000 n
0000013417 00000 n
0000013669 00000 n
0000013917 00000 n
0000014147 00000 n
0000028089 00000 n
0000028317 00000 n
0000028542 00000 n
0000037564 00000 n
0000037753 00000 n
0000037997 00000 n
0000038253 00000 n
0000038506 00000 n
0000038723 00000 n
0000039635 00000 n
0000039840 00000 n
0000040065 00000 n
0000040307 00000 n
0000040544 00000 n
0000040722 00000 n
0000041003 00000 n
0000041229 00000 n
0000041435 00000 n
0000060914 00000 n
0000061183 00000 n
0000061534 00000 n
0000061589 00000 n
0000061644 00000 n
0000061818 00000 n
0000080852 00000 n
0000081037 00000 n
0000081214 00000 n
0000081398 00000 n
0000081581 00000 n
0000001826 00000 n
trailer
<>/Type/XRef/Info 375 0 R /Size 427/Prev 330287/ID[]>>
startxref
0
%%EOF
426 0 obj
<>stream
xœc```b``ÿÃÀÊÀÀ¶ŠA�
Àl d``ù#$¢�œÿ)·pVCp׉I0•h@–²
ĺ`5ÒüK]˜ðÔ``ŠcŽdRana{Á³ít‚‘C²²2P.…]ƒOAüÀ]‡H†cŒë˜=Xvð?�x óôÃ'¦††œ–îÔ¼æ2Z0Å0 W–bu
ô? o$-Q
endstream
endobj
382 0 obj
<>/Lang(en-ID)/Metadata 379 0 R >>
endobj
383 0 obj
<>
endobj
384 0 obj
<>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI]/Font<>>>/MediaBox[ 0 0 596 842]/Type/Page/Parent 47 0 R /Contents 386 0 R /Tabs/S/Group<>>>
endobj
385 0 obj
[ 250 0 0 0 0 833 0 0 0 0 0 0 250 333 250 278 500 500 500 500 500 500 500 500 500 0 333 0 0 0 0 0 0 611 611 667 722 611 611 722 0 333 444 667 556 833 667 0 611 0 611 500 556 722 0 833 0 0 0 0 278 0 0 0 0 500 500 444 500 444 278 500 500 278 278 444 278 722 500 500 500 500 389 389 278 500 444 667 444 444 389 0 275]
endobj
386 0 obj
<>stream
xœÕ=ksã6’ß]5ÿ�_¶JÚÓÀçÔÖÖ�g’ÍL.©Ùµ³W·I>Ж,q,‘Z™œÄùõ×Ý HJ4^
²ë²;4 ‚èw£Ñxèâí¶.îòÛÚûË_.ÞÖu~»œÏ¼Ÿ/®«Í¯×�›ùŧ|Q”y]TåÅUsScÑwó|6ß^\^V¿{?~@ÿyíM”Åú6
¹ºýUí©ÏÿúWïòý;ï߯ÎRá<ò’Xø,ñBû,òàÃ
·óWgÿóg¯|uö䊗ׯÎ.¾e^æ]ß½:c`æ1OðÔg^’%~ì]¯¡Æß®oñðê,ðô”ª§¿½:ûyòÃô<�4Ós1Ùx›{SÆ'§ç‘*-§çá$_M£ ¼a“·Óóx²ØVÓtRcý9^î©R5Í&«©ü»(°}ñËdzžI8§¿z×_�}ˆÿýhBÃHøQÔ£”Tt�;ù™
”™%n᧱~‰rÚc¾Kàü,µ ÿeê–ð,Ï1(�iò, B–ú÷’4Áo÷aýD¦ÅG6·&
rŒBÄÈXÌ(0Ç°¨¶–kºÒtýˆŒDÞ®Ñ:·ŽA§©Ÿ
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 14 0 R] /MediaBox[ 0 0 595.32 841.92] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ•[ëoÛ8¶ÿ^ ÿƒ>Ú‹D%R�Åb±Í4í´�¶¹Mö³ûAŽU[‰+{ciýïïy�)KrfMbŠ<<�ßyQôÕ›ç¶þ^>´Áßþvõ¦mˇmµ~¿ºßþ}uÿóP]Ý–›º)Ûzß\Ýu«‡~Êuõü÷¿×o ®ï_¿ºz'!ÂH÷ß_¿Aÿ‹ W¡€¡¬ÈÂ, îÀ¼÷wY°9¾~üñþõ«ßo—jQ//åâØš¿vø£\ ±8Âçtqü/<Úã = ƒ8ø‚#a€cñEpW–"Y´ËËdQýX^ªÅ ?WÏËËxÄNÙMÿ•¨3!ü,ÿÜ|ýê$Aiÿq‡Iæòÿû")&&'QJáO¾œœ›…"qç—Q(âàþá÷…L§V‰<Œ”·*¢A@b'ÿ GÇ?Ï©@Ê",”/Õä\‡Ù@ßÈ¢éâûòRÈźÜ.0æú ~=M�QQFñô–ÿyýêxÅÕ»xu¹‹xvýpE&B™O®n>ÿ\M¸Ëõ¾m÷?¦=æÝ~ßzc•Va2‡2–Ú¦ Pœ‘a'Á¦,Hýe…YAõ²$ ‹\N *B•h÷„U�Á+Ðeš‚I’0“,S2uv¯_ÝiýW·¨™Ï¿|xDW¿•Í&XÔëËo—Ãh!‡v+"â*“I˜³Ýu|¸]ÊÅÍgøqýOøñþÝã�/ð/¸þðõúÛ‡O7÷Á[@ƒ0 ¿}XfZ‡ã¿÷_¿ÀÀûO_[Šh||óþŸ°É¼Ÿ‚t^„ò«01È vÞjNÞNÞûô¾Á_7À¯ZÜgÙÂ2Œ‘鲇²|ÖT€·70‰–EŸ—«wɈ¶d¸)|ΆRŒëYÊ8TÂ_y·¼Ì€ß7À/IÄ œPŠ€H§ò ‹ Fz=k¸· JóÉX#¸A¡ñÁ ~|ÏÄïáCÆqÕñ‰ ¼Dü$7I<^&}’%¡PÞB´åÍטd¥[âXýzws7™"d¦E�æ9x1“³r_ÅEÒÞáØ݇—‰¾•)�¤»û‰›‰Y7; �1ÆÕ,H³�øúñ,ýØ#. EÄä7“êï˜Áרÿ3%#á1NDÁ‹Ynå(‘lHäKÚ¶ðãgðë=5F/ËBéÓ«À¾Ïð¯ü= bÿÍt Äü"Åú MÁz&þeŽb6o–$ŽÂXøZœ#—��ÄÉ�Ƭ!ŠQé�Æ;¬>ÊúÈåXð¶[¡ï¡*÷Í,ꣳJ„Ìš¾çIx$åˆóˆHaÂK!„JCóöy¿YÀ2üÇR¨Ep×vë�@µÕýò2_TO0§¡âö‰ ®O¦Öý ¤?Êà]‰³ºb“FŽ‡‘±¥0'F<¦y¨8³Äg|ޑĘ;&@ |2˜ä˜ÿ"£Xq«Åä 1–>ƒÏøg‡s¶ '‚pT”Zü$lƒ[Ä� ô¸‚¸3Ë☳KÈÙyì³8/訋GÅõ8CbLåãw+´L³~†,O%Jå™K$èî\LÇ[¥àÿJTrŽ‹è ýBÝ“ãt :Û�ªÏ³c!)ÇLqvª¤tDI"ËIÕ Šd$JyS¡‚L¤7õ¶jéÜúˆü=9Q…h9ì›5ü®š#h˜¦ü•Ä)“w‡²éù̦²•U4à#' ávk-b �[Æ2Ätè]JÛœfé?–ùbÆ!ôr+ù°ÿ1«Âük¾*<Öæ�Rœ–“½*r¨c_”ì'‹ö!I0hü"ÿŠÅùš€Ž¢Ò"TöWG²Ås9Õ*bž,2oÝ<+3µŒ ÓMýŽ¤ e TŠµ¦®t1¬×{Ü¢€Ðv)wü¯œ¬™¥€îÆ'õ��uàÂÚD³�± ÿÂh ¤Ãç´'¥H½RϨXÇpÝ°Oa‹Ãψð´0M£5î/v8E¦÷Ün«ièÕkbëÀe MÏx¬~BþiMÏUÏú?>Á#Ò€�¯ˆ =ÂÍÊzDÔLKJ³ž9ŽJ;¥uc@ í«Ñz¹ky%r„…Ú%xúwpè £+é ÈsÂ心¦ ÙⳆ³<¬\ió¡XDŸFY{ô¹¾ÃŠ=gG°À2 ˆd%R�(PAaÐ0 ÑêïŒ~ ª¦–EH†”å÷‘PP®i‡€4NZdË1-æD…£côK=K¦®0–“y�'Ðg™"�&nXDR*½,‘‰–�‚%O\°lÐ5'EJã˜ôëN!Ã1“# øYËôò@‚~Ûq…e98pA lZÛUG½ÊÀ…•Ç$YÎæ=š+qWj{�6Ü}Œñ¦Nã ŽO|Ýn¨vìÒ[kOM—ÔJœUg�L@LXçbëßfyªehìgÂ3â)‡ácI’„tðJ�¯G�—g#Ѓ¹dJφö2Ø´e·L†KäbemåíÄø[qý™²™aãœÌü,KrÌA�öBØQ¹+ }d§C§3úQeZÿLA_— “N„òCµuN|òÃ�ǧá<‰´?ÙøV>fJz¨ŒŸÂ2/t *�µ‘FuNG1uývcI|ÓZ u&*;¬ÖGÜE³×[ïj4Ã0õlûõŽ;k •’2µÄ€ÀÚØ=Š˜»:��Xuj?Ü.•ï÷±Lœ\×S¬›%¡PW H³¥uH«Ôâsmá��v€º]ÊI-±Êœ¸‰q ]hßÃ}ÛŠ–!8v'bÁ†<à•š<”Oґ驧ڡ§\™³˜Æƒ´J†\€µNØ ³;|HZŒeÚ$�®¬Œáò¬¯¬H]´ú¬ãëöcaÍcF(oÔÌÒ¼�⬖‚�Wåìi"ÕS*7î³ÑÎ`¥s‰ûr ¤Ÿp¼`ßcÎ…rqÒ®þ±ŒÅ¬-š!·ywÌà¬ìÔõsO ¿L/¤|ç×gl“©¾þ: "öª'ÃB¢´îR]tF×¸šjæÝPë¦_Ç ºÅúÉÚ† 6†UUEO©Ú°@¥+³Ê¬è©~†¡ä4·z4² 3=ƒ»Ó„µft±¡gü™BM¦rX¨=¢"Fb¿z‰ÒqÞ=‚ˆñÝØÈHÌîÝšL¸û�„ö9tê¸$Kñm«Ç|£«îslÒ¡·áHå$U 0$B�‚à¸\±:JWÆ[ÔÓ°2|cy÷RŽæÞÀ3©¸/ÍÜLo*Ù�[ý’³Pc.W(·Õ1~¦�Ú Þ8s²hn©0±žSwuÉÁ¶€`èë‘NU}ø¨ÍÔ²~Fî;Ú:Ùáw^ ¹x( r&Å(“a„²ÌqÐ8 ɼç4»-Ê>aœÏ�Mú~+Óf8¼ë•túd³uÚ[}rÔÍ¥Y2hFû˜èÔ�½æúhtYݤ&âSÏ\ÙÂtkã=ñâq~¶Išw…Ô£=Bæ }rWq¨Dø§&‰fr´äÏÔÜÞS'7�z›Ä³a³’ :˜°Õ¡ß)ð\ölðö24Ú⻊Îê+.,v–¯›ëÿáçI»Ñ7i}Å…D:“Øj¤æà´À›7^Z1¹ûæPcËçé7lJõcš�F‰N+=â÷rI첪¥³b9Ñ™K7÷=Dèr,ß'ÆóNœMÓXŸ Õ(°*x†#ñ“.ð{iDYî—¶ç;g—(ík²ÝG—ã¦oÇnà-›u¬Œ"V=ïºÄÐ}�ýXï˜%\ßçjW·tæ(<#â$Rȃs¥ÉÙÓ�Ž0¯]W Æå®äó;Û½ »=òlŽãÔdw¯%QÊÜÒôXÀ<8°ÍRîÌ> Æ©ñü©cš4ÃÃ^OÅ{Ÿ?™ø“Bõ%Žv §l©æË Fü†ýÉÂ|[®`h:g{§èa*Ê�š¤€µîRuö9.ô{6|:æÆkJðó'[>Ô�$,üº«úcM§‚nôy ÈPÃúÜõŽ3EŸf¿DùyÒW]¬ŒÍ2ë³îéq}<}¼�L•}ûcXôNbPK<
Jagung adalah salah satu produk pertanian yang banyak dihasilkan di negara Indonesia.Kandungan hemiselulosa dan selulosa pada tongkol jagung berpotensi untuk diolah menjadi glukosa yang kemudian difermentasi sehingga menghasilkan bioetanol. Variabel penelitian berupa molaritas asam dan massa ragi. Proses pembuatan bioetanol terdiri dari pretreatment, hidrolisa, fermentasi dan pemurnian. Pretreatment dilakukan dengan menambahkan NaOH 0,1 M pada bubuk tongkol jagung, lalu dihidrolisa dengan H2SO4 pada variasi konsentrasi 0,3 M; 0,5 M; 0,7 M dan difermentasi selama 3hari. Fermentasi dilakukan dengan menambahkan Saccaromyces Cerevisiae sebanyak 2 gram, 4 gram dan 6 gram dan urea sebagai nutrien. Produk setelah difermentasi dimurnikan dengan cara didestilasi pada temperatur 800C. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang berbanding lurus antara molaritas asam dengan kadar etanol yang dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi asam, maka akan semakin tinggi pula kadar etanol yang didapat. Begitu pula hubungan antara massa ragi dengan kadar etanol. Kadar etanol tertinggi yang dihasilkan pada kondisi H2SO4 0,7 M dengan massa ragi 6 gram yaitu 1,023 %.
Jumat, 25 Februari 2011
GORONTALO, KOMPAS – Perusahaan dari Korea Selatan, LIG Ensulting, dalam waktu dekat, akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga biomas di Provinsi Gorontalo senilai 30 juta dollar AS. Dengan menggunakan bahan baku tongkol jagung dan sekam, diproyeksikan dapat dihasilkan tenaga listrik 12 megawatt. Hanya saja, belum ada kesepakatan mengenai harga jual listrik kepada Perusahaan Listrik Negara.
Menurut Direktur LIG Ensulting Jeong Chae, potensi pembangkit listrik tenaga biomas di Gorontalo sangat besar. Apalagi, di Gorontalo banyak terdapat bahan baku berupa tongkol jagung dan sekam padi. Pihaknya optimistis rencana investasi berupa pembangunan pembangkit listrik tenaga biomas (PLTB) di Gorontalo akan terwujud.
Dari perhitungan kami, nilai jual listrik kepada PLN yang terendah nantinya adalah Rp 1.200 per kWh. Kami perlu bantuan Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk melobi PLN Gorontalo agar ada kesepakatan harga jual listrik dari kami dengan nilai tersebut, ucap Jeong, Kamis (24/2), saat memaparkan rencana investasi perusahaan itu di Kantor Gubernur Gorontalo.
Jeong menambahkan, diperlukan lahan seluas tujuh hektar untuk lokasi pendirian PLTB di Gorontalo. Selain itu, dibutuhkan juga bahan baku biomas sekitar 300 ton per hari dari tongkol jagung dan sekam padi.
Ia menyebut bahwa perusahaannya memerlukan waktu sekitar dua tahun empat bulan untuk pembangunan PLTB di Gorontalo.
Kepala Badan Investasi Daerah Provinsi Gorontalo Rusthamrin Akuba mengatakan bahwa Gorontalo mampu menghasilkan tongkol jagung sebanyak 104.000 ton per tahun. Sekam yang bisa dihasilkan mencapai 67.000 ton per tahun. Artinya, menurut dia, kebutuhan untuk PLTB tersebut dapat tercukupi di Gorontalo.
Bahkan, jika batang pohon jagung berikut daunnya disertakan, Gorontalo mampu menyediakan bahan baku biomas dalam jumlah lebih banyak lagi. Kami optimistis rencana ini bisa diwujudkan untuk mengatasi krisis listrik di Gorontalo, ucap Rusthamrin.
Dari Pangkal Pinang dikabarkan bahwa Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjajaki teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir dari Jepang dan Korea Selatan. Bangka Belitung berencana membangun dua pembangkit listrik tenaga nuklir dalam 12 tahun ke depan.
Sementara itu, PLN di wilayah Flores bagian timur mendapat target dari PLN pusat untuk merealisasikan rasio elektrifikasi sebesar 60 persen pada tahun 2011.
Hal itu akan diupayakan dengan menjangkau sebanyak 11.000 pelanggan baru melalui pengadaan pembangkit listrik tenaga surya. (APO/RAZ/SEM)
http://cetak.kompas.com/read/2011/02/25/03540359/tongkol.jagung.untuk.pembangkit
daging dari 1/2 ekor tongkol bakar, suir2, kentang, potong dadu kecil, goreng, Minyak utk menggoreng, Garam, gula & royc*, kecil daun kemangi, bh, cabe rawit merah, iris serong, cabe merah keriting, bamer, baput, tomat